Jenis Lisensi Open Source – Saat ini banyak sekali orang yang ingin menjadi programmer. Terlihat dari banyaknya kelas-kelas programming yang tersedia baik online ataupun tatap muka secara langsung.
Tingginya minat akan dunia pemrograman juga tidak lepas dari kebutuhan pasar, gaji yang tinggi, hingga bisa bekerja sesuai passion. Terlebih di masa-masa digitalisasi, banyak sekali startup yang bermunculan.
Jika Anda berniat atau ada minat dalam bidang pemrograman, sebaiknya Anda juga harus mengetahui aturan-aturan yang berlaku dalam dunia pemrograman.
BACA JUGA: Software Video Editing Gratis untuk Linux dan Cara Installnya
Dalam dunia pengembangan perangkat lunak terdapat 2 istilah yang populer yaitu open source dan closed source. Apa pengertian dan perbedaan keduanya?
Open source merupakan perangkat lunak dengan kode sumber yang dapat diakses, dimodifikasi, dan dikembangkan oleh siapa saja. Tetapi tetap ada aturan dalam penggunaannya.
Closed source merupakan kebalikan dari open source yaitu hanya dapat digunakan tapi tidak bisa untuk dimodifikasi. Biasanya terdapat pada perangkat lunak berbayar.
Jenis Lisensi Open Source
Seperti yang sudah di singgung di awal bahwa ada aturan dalam penggunaan perangkat lunak. Semua di atur atau tercantum pada sebuah lisensi yang digunakan di setiap perangkat lunak.
BACA JUGA: Aplikasi Desain Grafis Android dan PC
Lisensi ini ditentukan oleh si pembuat, ia akan memberikan batasan-batasan apa yang boleh dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan pada perangkat lunaknya.
Lalu, apa saja jenis-jenis lisensinya? simak dibawah ini
1. GPL (GNU General Public License)
General Public License atau lebih sering disebut dengan GPL atau GNU GPL adalah lisensi yang digunakan pada perangkat lunak yang dapat digunakan secara gratis.
Lisensi ini pertama kali ditulis oleh Richard Stallman dari Free Software Foundation untuk GNU Project.
Dengan lisensi ini, Anda dapat menggunakan, memodifikasi, sampai mendistribusikan ulang salinan perangkat lunak tersebut.
BACA JUGA: Cara Install Spotify di Elementary OS
Contoh perangkat lunak yang menggunakan lisensi ini:
- Audacity
- Drupal
- Joomla
- Linux kernel
- WordPress
- dan banyak lagi lainnya.
2. Lisensi Open Source: MIT License
MIT License adalah lisensi perangkat lunak gratis yang berasal dari Massachusetts Institute of Technology (MIT).
Lisensi ini memungkinkan penggunaan kembali perangkat lunak untuk melakukan apa pun.
Dengan catatan, pengguna harus memasukkan lisensi dan hak cipta si pembuat kode yang didistribusikan ulang.
BACA JUGA: 2 Cara Install Google Chrome di Elementary OS
Anda juga tidak dilarang untuk menggunakan merek dagang si pembuat asli. Sebagai pengguna, Anda pun tidak berhak menuntut pembuat asli jika terjadi kerusakan pada perangkat lunak.
Contoh perangkat lunak yang menggunakan MIT License:
- Angular (web framework)
- Bootstrap (front-end framework)
- CodeIgniter
- JQuery
- Laravel
- Dan lain sebagainya
3. Public Domain Dedication
Lisensi yang satu ini biasa juga disebut dengan Unlicense alias tanpa lisensi. Unlicense adalah perangkat lunak yang tidak memiliki batasan hukum, hak cipta, atau pengeditan yang terkait.
Walaupun setiap karya memiliki hak cipta, tapi ada sebagian orang yang ingin karyanya bisa digunakan secara bebas. Jika Anda termasuk, gunakan public domain/unlicense.
Contoh perangkat lunak yang menggunakan lisensi ini seperti SQLite, I2P dan CERN httpd. Sedangkan karya seperti font juga banyak yang menggunakannya.
Dengan menggunakan lisensi yang satu ini, artinya karya yang Anda sudah tidak lagi terlindungi oleh undang-undang hak cipta.
Tapi karya Anda sudah dimiliki dan dapat digunakan oleh siapa saja, karena bukan lagi milik perorangan.
4. Lisensi Open Source: Apache License
Apache License adalah salah satu lisensi yang populer digunakan dan didukung oleh komunitas yang kuat. Lisensi ini dirilis oleh Apache Software Foundation (ASF).
Perangkat lunak open source yang dengan lisensi ini memungkinkan Anda untuk menggunakan, memodifikasi, dan mendistribusikan produk berlisensi Apache secara bebas.
Jika Anda menggunakan Apache License, Anda wajib untuk menyertakan hak cipta asli si pembuat dan juga perubahan apa saja yang dilakukan jika Anda memodifikasinya.
Walaupun Anda bebas menggunakannya, tapi tetap ada aturannya. Yaitu dilarang untuk menggunakan trademark, logo, atau mengatasnamakan pembuat asli saat mendistribusikannya.
5. WTFPL v2.0
Apakah Anda melihatnya? Coba perhatikan lagi 3 huruf awal dari lisensi ini. Ya, Anda benar! W T F atau lengkapnya What The Fu*k You Want Public License.
Hampir serupa dengan lisensi GPL, WTFPL juga memberikan kebebasan untuk Anda melakukan apapun yang ingin Anda buat dengan kode program tersebut.
Dengan lisensi ini, Anda tidak perlu pusing lagi memeriksa apakah Anda dapat menggunakan, memodifikasi, atau mendistribusikan ulang secara gratis.
Namun, perlu di ingat bahwa Anda tidak di izinkan untuk menggunakan nama yang sama dengan kode atau program yang telah dibuat oleh pembuat aslinya.
Penutup
Sebenarnya masih banyak lagi jenis lisensi open source diluar sana, tapi saya bahas yang cukup populer dan banyak digunakan saja. Semoga tulisan ini bermanfaat untuk Anda.